Panglima TNI Gatot Minta Ulama Doakan TNI Kuat Lindungi Bangsa Ini

Panglima TNI Jenderal Pol Gatot Nurmantyo menyebutkan apresiasinya atas ikut serta beberapa ulama dalam demo Bela Islam II, Jumat (4/11) lantas.

Meskipun beberapa pendemo diprovokasi untuk berbuat anarkis, tetapi mereka tak dipengaruhi sekalipun, hingga demonstrasi yang diikuti beberapa ribu umat muslim di Jakarta serta kota-kota besar di Indonesia bisa jalan dengan aman, teratur serta damai.

Hal itu disebutkan Gatot waktu berdialog dengan sebagian ulama dari banyak daerah, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, tadi malam (Sabtu, 5/11).

" Saya sebagai umat Islam tahu benar sebenarnya saudara-saudara muslim saya yang melakukan demo tempo hari yaitu beberapa orang baik yang pergi dari masjid-masjid untuk mengemukakan aspirasinya, " kata Gatot.

Menurut Gatot, dunia internasional mengaku Islam di Indonesia yang demokratis serta di kenal dengan Rahmatan Lil Alamin. Gatot juga mengemukakan, sesuai sama instruksi Presiden Jokowi, dianya berbarengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian ditugaskan untuk mengamankan jalannya demonstrasi itu supaya terlepas anarkis serta tak ditunggangi oleh kebutuhan spesifik.


" Ketika mengamankan jalannya demonstrasi, saya sebagai Panglima TNI sudah menyatakan pada beberapa prajurit yang bertemu segera dengan beberapa pendemo, tugasmu yaitu membuat perlindungan semua, tetapi jika ada beberapa pendemo yang lakukan anarkis bahkan juga radikal, jadi yang anda jagalah yaitu rakyat Indonesia yang semakin besar, jangan pernah terserang efek dari demo yang anarkis serta radikal itu, " tuturnya.

Dalam peluang itu, Gatot memohon doa serta support dari beberapa ulama supaya TNI makin kuat membuat perlindungan bangsa ini, dan sebagai pengayom orang-orang untuk tetaplah tegaknya NKRI.

" Jika ulama serta umaroh baik, jadi baiklah negara ini, tetapi jika ulama serta umaroh tak baik, jadi tinggal menanti kehancuran satu bangsa, " kata KH Zailani Imam yang ikut ada dalam pertemuan itu.

Dialog pada Panglima TNI dengan beberapa ulama itu diikuti oleh sebagian pimpinan pondok pesantren, salah satunya Ponpes Babakan serta Buntet Cirebon, Al-Huda Aceh Besar, Al-Mustakinia Bogor, serta Majelis Rosululloh dan Instansi Islam An-Nahar. Dialog ditutup dengan pembacaan doa oleh kiai Muhtadi Dimyati dari Ponpes Raudatul Ulum Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.

sumber:http://www.posmetro.info/