Awalnya, Saya Ragu Dengan Aksi 212: Benar Nggak Sih Ini Islami?

Mungkin saja Anda masihlah sangsi dengan Tindakan 212 yang bakal di gelar pada 2 Desember 2016. Itu juga yang pernah dihadapi oleh Ketua Komunitas Lingkar Pena (FLP) Sinta Yudisia.
Jadi ia juga menuliskannya, bagaimana kesangsian itu lalu hilang.
Di bawah ini cuplikan dari tulisan panjang Sinta Yudisia dalam situs (blog) pribadinya :
... Tindakan demonstrasi Islam dikira aneh? Ya, sama dengan panggung sosial, pendidikan, ekonomi yang dikira mata sebelah oleh pemeluknya sendiri (terlebih yang non muslim). Walau, lama-lama golongan muslimin yang menentang, malah rasakan keberkahan panggung-panggung Islami itu serta berbalik mensupport.
Awalannya, saya sangsi dengan tindakan 411 serta 212 : benar tidak sih ini Islami? Hingga saya datang di acara al Falah 27 November kemarin serta memperoleh keterangan dari Bachtiar Nasir.
Namun tentu ada kan di kelompok golongan muslimin yang masihlah sangsi, bahkan juga tak sepakat serta menentang agenda ini? Lumrah kok.
Dalam histori juga berlangsung. Yang menentang golongan muslimin dengan keras satu diantaranya bangsa Mongolia sampai mereka menghancurkan Baghdad. Namun mulai sejak Chagatay, Tuqluq Timur Khan, Anada Khan, Baraka Khan, demikian banyak bangsa Mongolia jadi muslim. Apa argumennya? Mereka miliki pepatah kuno Mongolia. Pepatah yang bikin mereka berbalik memeluk Islam.
Pepatah ini pas untuk 411 ddan 212.
“Kalau ada satu hal yang demikian gampang menyebar seperti angin bertiup, perkara itu pastinya perkara kebaikan. ”
Bangsa Mongolia yang menaklukan Eropa sampai Asia ternganga : kok ada ya kepercayaan yang menyebar sekian luas seperti arah angin bertiup dengan gampang? Logika itu bikin mereka mengerti kalau Islam yaitu kebaikan semata.
Masihlah tak yakin 411 serta 212 bagaimana angin bertiup membawa kebaikan?
Bila demikian anda mesti nonton film Pay It Forward. Satu anak miliki kemauan baik, bakal menebar ke 3 anak. 3 anak miliki kemauan baik, bakal menebar ke 9 anak. Demikian selanjutnya.
Masihlah belum yakin juga?
Hm, bagaimana ya. Gini saja.
Gunakan iklan termahal untuk radio di Surabaya itu ranking pertama dipegang Nada Surabaya. Wajarlah. Itu radio FM yang populer banget. Tahu ranking ke-2 siapa? Nyatanya Nada Muslim Surabaya. Lho, kok dapat? Ya. Lantaran pendengar Nada Muslim Surabaya begitu besar walau pasif. Mendengar data ini saya diam-diam merenung. Walau sebenarnya, Nada Muslim Surabaya itu radio keagamaan lho. Tak menayangkan K-Pop seperti Seventeen, BTS atau EXID, Black Pink. Tak menayangkan BMTH, SoAD atau Linking Park. Namun diam-diam banyak pengagumnya.
Jangan-jangan kita seperti pendengar radio Nada Muslim Surabaya. Pasif, namun diam-diam kagum pada. Walau kita menghujat, menyepelekan, mencaci maki tindakan beberapa ulama serta tindakan bela Islam ; diam-diam ada rasa mengagumi akan juga kan? Atau diam-diam mensupport dengan dana serta doa? Bila tidak dapat mensupport dana serta doa, janganlah caci maki beberapa ulama serta tindakan bela Islam. Segitu beberapa orang lagi berdoa di hari Jumat, lho. Hari keramat. Sayyidul ayyam. Kebayang tidak sih bila kita minta didoakan sama ummat Islam yang segitu banyak, di hari Jumat, di dalam tindakan memperjuangkan kebenaran? Bila kita tidak mau mensupport, janganlah mencaci maki. Takutnya nih, beberapa ribu doa golongan muslimin yang tangannya menegadah ke langit, kirim doa-doa rahasia untuk pendukung serta pencela.
Bila malaikat-malaikatNya turun tangan, memangnya masihlah ada kolong langit yang aman?
Tulisan komplit Sinta Yudisia dapat di baca komplit disini.
Awalnya, Saya Ragu Dengan Aksi 212: Benar Nggak Sih Ini Islami?
Reviewed by Unknown
on
17.39
Rating:

Tidak ada komentar